dejournalindonesia –Demonstrasi Mahasiswa Universitas Trunajaya yang menuntut haknya digelar beberapa waktu yang lalu sekira pukul 10.00 wita,dan berakhir dibubarkan paksa oleh oknum dosen.
Menanggapi hal tersebut, Sapriladi, Ketua Satuan Pelajar Mahasiswa Pemuda Pancasila Kota Bontang (Sapma PP Kota Bontang) turut prihatin dan menyayangkan kejadian tersebut. Dikarenakan kampus selain tempat menuntut ilmu juga adalah laboratorium pemimpin masa depan.
“Jelas berbeda pola pikir mahasiswa dan siswa ini. Ketika berstatus mahasiswa maka fungsi social controlnya harus diasah. Sederhananya berani bersuara akan kebenaran ketika kampus tempat mereka berpijak telah salah arah,” Ujar Pria yang akrab disapa Ucok ini.
Sapriladi pun menambahkan jika seseorang telah menjalankan kewajibanya namun belum mendapatkan haknya, kampus yang seharusnya mengajarkan bagaimana mengelola dan menerapkan manajemen yang baik disebuah organisasi.
Sehingga wajar sifat mahasiswa sebagai agent of change dan social controlnya pasti berontak jika melihat apalagi merasakan langsung efek kerugian dari buruknya manajemen ini.
Kami dari Sapma PP Kota Bontang, meminta agar Pemerintah bisa memperhatikan ada Instansi Perguruan Tinggi di Kota ini yang rupanya masih belum sehat. Bagaimana sebuah perguruan tinggi bisa mencetak calon regenarasi pemimpin di Kota Bontang jika dikalangan pengajar dan pengelolanya pun masih bermasalah.
“Jika perlu vakumkan dulu instansi perguruan tinggi seperti ini, rapihkan internalnya dan jika sudah matang, baru dibuka kembali,” Pungkasnya.
Pewarta : Nysa
